Harianmedia.com – Halo pembaca setia, semoga dalam keadaan sehat. Kali ini kami hadir dengan sebuah berita yang mengguncang hati masyarakat: 3 bayi di Tapanuli Selatan ditemukan tewas secara tragis. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa pelaku dan bagaimana kronologinya? Simak ulasan lengkap berikut ini.
Penemuan 3 Bayi Tewas di Tapanuli Selatan : Warga Geger
Pada hari Jumat pagi, masyarakat di sebuah Desa Harean, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, digegerkan oleh penemuan jasad tiga bayi dalam kondisi mengenaskan. Warga menemukan ketiga bayi ini dalam satu kardus besar yang diletakkan di dekat saluran air belakang rumah warga.
Penemuan ini langsung menghebohkan seluruh daerah. Warga yang pertama kali melihat, seorang pemulung bernama Sarlin, langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian setempat.
Kronologi Kejadian Menurut Saksi Mata
Kepala Desa Harean, Donni Hutagalung, membenarkan kepada wartawan bahwa tiga balita bersaudara kandung ditemukan tewas di dalam sumur yang berada di pinggir pondok sawah.
Peristiwa nahas ini terjadi sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB. Menurut Kades Harean, ketiga balita tersebut ditinggalkan di pondok sawah oleh orangtuanya yang sedang bekerja.
Saat kejadian, pasangan Silaban dan boru Sitompul diketahui tengah menggarap lahan di sawah. Sementara itu, ketiga anak mereka ditinggal di sopo atau pondok kecil di dekat sumur.
Salah satu dari orangtua korban datang ke pondok sekitar pukul 4 sore. Namun, betapa terkejutnya ia saat mendapati bahwa ketiga anaknya tidak ada di dalam pondok seperti biasanya.
Sontak, peristiwa tragis tersebut menghebohkan warga sekitar. Ketika jasad ketiga balita diangkat dari sumur kecil di pinggir sawah, mereka sudah dalam kondisi tak merespons apa pun, diduga telah meninggal dunia.
Orangtua korban sempat mencari ke sekitar pondok dan akhirnya menemukan ketiganya sudah berada di dalam sumur. Setelah dievakuasi ke rumah, petugas medis yang melakukan pemeriksaan menyatakan bahwa ketiga balita itu telah meninggal dunia.
“Kami saat ini masih berada di rumah duka, tempat jenazah ketiga balita disemayamkan,” ujar Kepala Desa Harean, Donni Hutagalung.
Sebagai tindak lanjut, Kades Harean juga menyampaikan imbauan kepada warga, terutama yang memiliki anak kecil, agar selalu waspada dan berhati-hati. Imbauan ini berlaku tidak hanya saat membawa anak ke sawah atau ladang, tetapi juga saat berada di rumah.
Tiga Malaikat Kecil : Veboola, David, dan Tiara
Veboola Silaban (1), David Parsaoran Silaban (3), dan Tiara Jeremi Silaban (4) adalah tiga bersaudara yang menjadi korban dalam tragedi memilukan di Desa Lumban Ratus, Tapanuli Selatan. Mereka merupakan anak dari pasangan yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Dalam keseharian, Tiara dikenal sebagai kakak penyayang, David aktif dan ceria, sementara Veboola masih dalam usia batita yang membutuhkan banyak perhatian. Kepergian mereka secara bersamaan akibat terjatuh ke dalam sumur menjadi luka mendalam, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi seluruh warga desa yang mengenal mereka. Kini, ketiganya telah pergi meninggalkan dunia, namun kenangan tentang mereka akan terus hidup dalam hati banyak orang.
Data Nasional Terkait Bayi Dibuang
Menurut KPAI, setiap tahun ada lebih dari 300 kasus bayi yang dibuang di Indonesia, dengan mayoritas pelaku adalah ibu muda di bawah usia 20 tahun. Faktor ekonomi, tekanan sosial, dan minimnya akses ke layanan kesehatan jadi pemicu utama.
Program Perlindungan Ibu dan Anak Harus Diperkuat
Saat ini ada beberapa program seperti Posyandu dan Puskesmas, namun keberadaannya sering kali belum menjangkau kelompok rentan seperti ibu muda tanpa suami atau korban pemerkosaan. Perlu ada inovasi layanan, termasuk hotline khusus dan safe house.
Tragedi Kemanusiaan yang Tak Boleh Terulang
Tragedi 3 bayi di Tapanuli Selatan ditemukan tewas bukan hanya soal hukum dan kriminalitas, tapi juga soal kepekaan sosial, keadilan gender, dan pentingnya sistem perlindungan. Kita semua, sebagai masyarakat, punya peran untuk mencegah agar tragedi ini tidak kembali terulang.
(Harianmedia.com/ Siregar)