Harianmedia.com – Pernah bayangkan menonton ratusan penari topeng menari di tepi pantai? Kalau belum, Festival Lumajang 2025 wajib kamu tahu! Acara budaya tahunan ini kembali digelar dengan kemegahan yang lebih meriah, menggandeng ratusan pelajar dan seniman tradisional di Pantai Watu Pecak, Lumajang. Simak selengkapnya bagaimana acara ini memukau wisatawan dan menjadi sorotan nasional.
Apa Itu Festival Lumajang 2025?
Festival Budaya Terbesar di Selatan Jawa Timur
Festival Lumajang 2025 adalah perayaan budaya tahunan yang digelar pemerintah Kabupaten Lumajang. Berlangsung di Pantai Watu Pecak, festival ini menyuguhkan tari topeng massal, pameran UMKM, ritual larung sesaji, dan berbagai pertunjukan seni tradisional.
Daya Tarik Tarian Massal 500 Pelajar
Salah satu daya tarik utama adalah penampilan 500 pelajar dari berbagai sekolah di Lumajang yang menari bersama menggunakan topeng khas. Gerakan mereka yang kompak diiringi gamelan menciptakan atmosfer magis di pinggir laut.
Lokasi Eksotis: Pantai Watu Pecak
Pantai Sakral dan Ikonik
Pantai Watu Pecak bukan hanya tempat wisata, tapi juga tempat sakral yang dipercaya sebagai titik energi spiritual. Batu besar di tengah laut disebut sebagai penjaga wilayah selatan. Festival di lokasi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.
Aksesibilitas dan Fasilitas Pengunjung
Pantai ini mudah dijangkau dari pusat kota Lumajang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Selama festival, tersedia area parkir, warung makan, pos kesehatan, dan pusat informasi untuk kenyamanan pengunjung.
Tema Festival : “Segoro Topeng dan Identitas”
Makna Tema Tahun Ini
Tema “Segoro Topeng dan Identitas” dipilih untuk menekankan keterkaitan antara laut (segoro), topeng sebagai simbol karakter manusia, dan jati diri budaya lokal yang harus terus dijaga.
Kolaborasi Seniman Lokal dan Internasional
Tahun ini, festival dimeriahkan seniman dari Jepang dan Spanyol yang membawakan tarian topeng versi mereka. Ini menunjukkan bahwa budaya lokal bisa menjadi bahasa universal.
Ragam Pertunjukan dan Aktivitas Budaya
Tari Topeng Kaliwungu dan Glipang
Kedua tarian ini merupakan ikon Lumajang. Dalam Festival Lumajang 2025, koreografi baru diciptakan agar sesuai dengan tema, tapi tetap mempertahankan unsur asli.
Ritual Larung Sesaji ke Laut
Acara ini menjadi penutup festival sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada laut. Ratusan warga dan pengunjung ikut serta dalam momen ini.
Reaksi Wisatawan dan Warganet
Antusias Turis Lokal dan Asing
Turis dari Eropa dan Asia ikut menari bersama warga. Banyak dari mereka mengaku baru pertama kali melihat perayaan budaya sebesar ini di pesisir.
Viral di Media Sosial
Tagar #FestivalLumajang2025 dan #SegoroTopeng sempat trending di Instagram dan TikTok. Video pertunjukan dibagikan ribuan kali.
Dampak Ekonomi dan Sosial Bagi Lumajang
UMKM Lokal Naik Omzet
Penjual makanan tradisional, kerajinan topeng, dan batik mengalami peningkatan omzet selama festival. Ini mendorong semangat pelaku usaha kecil.
Ajang Edukasi Budaya untuk Generasi Muda
Ratusan siswa belajar tentang nilai-nilai budaya melalui persiapan festival. Mereka tak hanya tampil, tapi juga mempelajari filosofi tarian dan sejarah daerah.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Masa Depan
Komitmen Pemkab Lumajang
Bupati Lumajang menyatakan festival ini akan terus dikembangkan dan dijadikan agenda tahunan berskala nasional. Harapannya, bisa masuk kalender pariwisata nasional.
Potensi Menjadi Festival Internasional
Melihat respon positif, Pemkab mulai menjajaki kerjasama dengan Kemenparekraf dan UNESCO agar festival ini diakui sebagai warisan budaya tak benda.
Agenda Festival Lumajang 2025
Rangkaian Kegiatan Utama
- Pembukaan tari massal
- Pameran kuliner dan kerajinan lokal
- Workshop topeng dan batik
- Pentas musik dan teater rakyat
- Larung sesaji
- Doa bersama penutup
Spot Favorit Pengunjung
Beberapa spot yang jadi favorit: panggung utama, area ritual laut, stand kuliner, serta photobooth budaya di depan panggung.
Festival Lumajang 2025 sekali lagi membuktikan bahwa budaya lokal punya daya tarik global. Dari tepi Pantai Watu Pecak, pesan tentang identitas, alam, dan kebersamaan disampaikan lewat tarian, topeng, dan semangat gotong royong. Sampai jumpa di Festival Lumajang tahun depan!
(Harianmedia.com/ Siregar)