Banyumas, Harianmedia — Longsor tebing batu kapur terjadi di area tambang di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, pada Minggu sore, 26 Oktober 2025 sekitar pukul 17.15 WIB. Kejadian itu menyebabkan tiga rumah warga rusak berat dan memaksa belasan orang mengungsi ke tempat aman. Hingga Selasa siang, 28 Oktober 2025, tim BPBD Banyumas masih melakukan pembersihan material longsor dan pemantauan tebing di lokasi.
Awal Kejadian
Menurut keterangan warga sekitar, suara gemuruh besar terdengar dari arah bukit batu kapur sebelum material longsor turun menimpa pemukiman. Beberapa detik kemudian, bongkahan batu dan tanah menghantam tiga rumah yang berada di bawah area tambang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun sejumlah warga mengalami luka ringan dan trauma akibat benturan keras serta suara runtuhan.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Ajibarang sehari sebelumnya diduga menjadi salah satu faktor penyebab tebing menjadi labil. Kondisi batu kapur yang jenuh air dan adanya retakan lama membuat bagian atas bukit tidak mampu menahan tekanan tanah. Material yang longsor berupa campuran batu, tanah, dan debu kapur dari dinding tambang setinggi lebih dari 30 meter.
Dampak di Lokasi
Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Banyumas, tiga rumah warga di RT 02 RW 03 Dusun Kaliputih mengalami kerusakan cukup parah. Sebanyak 11 jiwa dari empat keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka tidak lagi aman untuk ditempati. Sementara enam rumah lainnya berada di zona rawan longsor susulan.
Warga yang terdampak kini ditampung sementara di rumah kerabat dan bangunan serbaguna desa. Dapur umum didirikan oleh pemerintah desa bersama relawan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, termasuk makanan dan logistik.
Hingga Senin malam, 27 Oktober 2025, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih melakukan pembersihan material longsoran. Alat berat dikerahkan untuk memindahkan bongkahan batu besar yang menutup sebagian akses jalan menuju area tambang dan pemukiman warga.
Tanggapan Pemerintah dan Pihak Tambang
Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui BPBD langsung menetapkan status tanggap darurat pasca-kejadian. Kepala BPBD Banyumas menyebut, kondisi tebing di lokasi longsor masih tidak stabil dan berpotensi mengalami runtuhan susulan. Oleh karena itu, warga diminta untuk tetap berada di lokasi pengungsian sampai area dinyatakan aman.
Sementara itu, pihak pengelola tambang batu kapur di kawasan tersebut, yaitu PT Sinar Tambang Arthalestari (PT STAR), menyampaikan kesediaannya untuk bertanggung jawab terhadap kerusakan rumah warga. Pihak perusahaan telah menurunkan tim teknis untuk meninjau kondisi lapangan dan menyiapkan bantuan perbaikan rumah bagi keluarga terdampak.
Dalam pernyataannya, pihak tambang juga menyebut bahwa aktivitas produksi sedang tidak berlangsung saat kejadian. Namun mereka akan melakukan evaluasi terhadap sistem keselamatan kerja dan pemantauan tebing untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Proses Evakuasi dan Pembersihan
Tim gabungan bekerja sejak malam kejadian hingga hari ini, Selasa, 28 Oktober 2025, untuk membersihkan sisa material longsor. Proses evakuasi berlangsung cukup sulit karena medan di sekitar bukit yang curam serta batuan kapur yang masih berjatuhan dari atas tebing.
BPBD Banyumas menegaskan, prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga dan pencegahan longsor susulan. Tim geologi daerah juga dikerahkan untuk meneliti kondisi struktur batu kapur di sekitar lokasi tambang. Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan beberapa retakan tambahan di sisi barat bukit yang berpotensi longsor jika terjadi hujan lebat.
Untuk mengantisipasi hal itu, sebagian warga yang tinggal di radius 100 meter dari tebing diimbau mengungsi sementara hingga area dinyatakan benar-benar aman.
Pemerintah daerah bersama relawan membuka posko bantuan di balai desa setempat. Sejumlah lembaga sosial dan kelompok masyarakat ikut menyalurkan bantuan berupa sembako, air bersih, pakaian, serta perlengkapan bayi. Tim kesehatan dari puskesmas Ajibarang juga dikerahkan untuk memberikan layanan medis bagi warga terdampak, termasuk pemeriksaan kesehatan dan dukungan psikologis bagi anak-anak.
Bupati Banyumas dijadwalkan meninjau langsung lokasi longsor hari ini, 28 Oktober 2025, untuk memastikan percepatan penanganan dan bantuan bagi warga terdampak. Pemerintah juga berencana melakukan evaluasi izin tambang dan pengawasan aktivitas pertambangan di wilayah Ajibarang setelah kejadian ini.
Potensi Longsor Susulan
Hingga siang ini, kondisi cuaca di wilayah Ajibarang cenderung berawan dengan potensi hujan ringan. BPBD Banyumas memperingatkan warga agar tetap waspada karena struktur batu kapur di sekitar area tambang masih dalam kondisi labil. Tim pengawas terus memantau kemungkinan pergerakan tanah di bagian atas tebing menggunakan alat deteksi sederhana.
Menurut hasil pemantauan sementara, terdapat pergeseran kecil pada lapisan atas batu kapur yang bisa memicu longsor susulan bila terjadi hujan deras. Oleh karena itu, warga dilarang mendekat ke area tambang hingga proses stabilisasi tebing selesai dilakukan.
Rencana Relokasi dan Mitigasi
Pemerintah desa bersama BPBD dan perusahaan tambang tengah mempertimbangkan opsi relokasi bagi keluarga terdampak. Dua dari tiga rumah yang rusak berat berada di jalur langsung longsoran sehingga direkomendasikan untuk tidak dibangun kembali di lokasi lama.
Rencana jangka panjangnya, area di sekitar kaki bukit akan dijadikan zona hijau tanpa pemukiman warga, serta dilakukan penanaman vegetasi untuk memperkuat struktur tanah. Pemerintah juga akan memperketat pengawasan izin tambang kapur di seluruh wilayah Ajibarang untuk mencegah kejadian serupa.
Kondisi Terbaru Hari Ini
Hingga siang hari ini, Selasa, 28 Oktober 2025, aktivitas pembersihan material longsor masih berlangsung. Warga pengungsi masih berada di tempat penampungan sementara, dan bantuan logistik tambahan sudah dikirim oleh pemerintah kabupaten.
Tim gabungan akan melanjutkan penataan lokasi hingga seluruh material batuan dapat disingkirkan dan tebing dinyatakan aman. Setelah itu, dilakukan penilaian kerusakan rumah untuk menentukan besaran bantuan dan langkah pemulihan berikutnya.
Longsor di Bukit Kapur Ajibarang menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas tambang dan kewaspadaan terhadap kondisi geologi di daerah pegunungan kapur. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menyebabkan kerugian material dan memaksa sejumlah warga kehilangan tempat tinggal.
Pemerintah daerah, perusahaan tambang, dan masyarakat kini bergotong royong melakukan penanganan dan pemulihan pasca-bencana agar kehidupan warga terdampak bisa segera pulih dengan aman.

