Batam, Harianmedia — Warga di kawasan Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dibuat heboh setelah ditemukan tumpukan karung berisi bawang merah dan bawang bombai yang dibuang tanpa pemilik pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Penemuan di Lokasi
Menurut pantauan di lapangan, tumpukan bawang itu ditemukan di kawasan Melcem, Sei Tering II RT 002/RW 005, tepat di tepi jurang dan lorong sempit akses warga. Lokasi tersebut berada di area perumahan namun cukup tersembunyi dan aksesnya agak sulit karena tanah licin dan becek.
Warga menuturkan bahwa aroma bawang yang menyengat langsung tercium ketika memasuki lokasi penemuan. Sebagian warga datang membawa kantong plastik atau karung untuk mengambil bawang yang dibuang.
Estimasi Jumlah dan Dampak Warga
Dari keterangan warga dan laporan media, estimasi jumlah bawang yang dibuang mencapai puluhan ton — setara dengan tiga kontainer truk.
Warga dari beberapa wilayah di Batam seperti Batu Aji, Bengkong, hingga Botania diketahui ikut datang ke lokasi untuk mengambil bawang, karena harga bawang merah di Batam saat ini telah mencapai hampir Rp 40.000 per kilogram.
Meski keberadaan bawang gratis ini dianggap meringankan beban sebagian warga, muncul kekhawatiran bahwa bawang yang sudah terpapar cuaca terbuka bisa menjadi limbah yang menimbulkan bau busuk dan potensi penyakit. Salah satu Ketua RT setempat mengingatkan hal tersebut.
Tindakan Pihak Berwenang
Pihak kepolisian setempat, melalui unit Reskrim di Polsek Batu Ampar, membenarkan lokasi penemuan di Tanjung Sengkuang dan menyatakan bahwa petugas masih turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi asal usul bawang.
Selain itu, laporan juga mengungkap potensi bawang ilegal atau bawang impor yang tidak jelas asal usulnya dibuang secara misterius, dimana hal semacam ini dapat membawa hama atau zat kimia berbahaya bila sudah lama terpapar udara terbuka.
Misteri Asal Usul
Hingga hari ini (27 Oktober 2025) belum ada pernyataan resmi yang mengonfirmasi pemilik bawang tersebut atau motif pembuangannya. Beberapa pihak menduga bawang tersebut mungkin gagal distribusi atau rusak penyimpanannya sehingga tidak layak untuk dijual, namun ini masih sebatas dugaan.
Beberapa video serta unggahan masyarakat di media sosial menjadi viral, menampilkan warga yang mengambil bawang di lokasi penemua, meski kondisi lingkungan kurang layak karena becek dan licin.
Kejadian ini mendapat perhatian luas karena bawang merupakan salah satu komoditas pangan penting yang harganya kerap mengalami fluktuasi. Pembuangan dalam jumlah besar seperti ini menjadi sorotan karena mengandung paradoks: di satu sisi warga terbantu memperoleh bawang ketika harga tinggi, di sisi lain pembuangan komoditas pangan dalam jumlah besar menunjukkan masalah distribusi atau penyimpanan yang serius.
Para pengamat pangan memperingatkan agar pihak distribusi, gudang dan pelaku rantai pasok mengevaluasi mekanisme mereka, terutama untuk komoditas mudah rusak seperti bawang merah dan bombai.
Tinjauan Kesehatan dan Lingkungan
Ahli kesehatan lingkungan juga mengingatkan bahwa bawang yang dibuang dan terpapar cuaca terbuka dapat menjadi sarang bakteri atau jamur, bahkan mendatangkan hama, sehingga apabila dibiarkan bisa berdampak pada kondisi lingkungan sekitar. Lahan bekas pembuangan perlu dibersihkan dan diolah agar tidak berkembang ancaman penyakit dan bau.
Tinjauan Kesehatan dan Lingkungan
Penemuan tumpukan bawang merah dan bombai yang dibuang tanpa pemilik di Batam menjadi sorotan publik pada akhir Oktober 2025. Kejadian ini tidak hanya mengundang pertanyaan tentang mekanisme distribusi dan pembuangan komoditas pangan, tetapi juga menghadirkan dampak nyata bagi warga yang mengakses bawang gratis serta lingkungan sekitar. Hingga saat ini, pihak terkait masih melakukan verifikasi untuk mengungkap motif dan asal usul kejadian.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap konsumsi komoditas yang distribusinya tidak jelas, serta menghimbau agar instansi terkait segera mengambil langkah untuk memastikan aspek keamanan pangan dan lingkungan terkawal.

