Fenomena Gelembung Gas di Sungai Rungkut, Tim Gabungan Lakukan Pemeriksaan

Sumer : Suarasurabaya.net

Surabaya, Harianmedia — Pada Kamis (16/10) siang, warga di kawasan Rungkut Madya / Rungkut Mapan, Surabaya melaporkan munculnya gelembung gas dari aliran sungai di sekitar persimpangan Rungkut Madya. Gelembung tersebut disertai bau gas yang sedikit menyengat di area sekitar 5–10 meter dari titik kemunculan.

Seiring dengan laporan warga, tim BPBD Surabaya, PGN (Perusahaan Gas Negara), dan instansi terkait segera merespons dengan menurunkan tim ke lokasi sekitar pukul 14.00 WIB pada hari yang sama. Petugas memasang garis larangan melintas dan melakukan pengamanan lokasi agar masyarakat tidak terlalu dekat dengan titik semburan.

Penanganan Awal & Langkah Tim Gabungan

Tim gabungan melakukan pemeriksaan fisik di lokasi semburan, termasuk penggalian di tepi sungai untuk menemukan sumber yang mungkin berada di bawah permukaan. Menurut Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, penggalian dilakukan di kedua sisi sungai — utara dan selatan — dan upaya penguncian pipa dilakukan di setidaknya empat titik untuk mitigasi awal.

Pihak PGN melalui Division Head Regional Support Service SOR III, Muhammad Rais Effendi, mengungkap bahwa tim PGN diturunkan sejak pukul 14.00 WIB pada Kamis untuk pemeriksaan lapangan. Rais menyebutkan bahwa dari pemeriksaan awal, tidak ditemukan indikasi kebocoran pada jaringan pipa PGN di area sekitar titik semburan.

Meskipun demikian, hasil pengukuran sementara menunjukkan bahwa gas dalam gelembung tersebut mengandung metana (CH₄), gas yang umumnya terdapat dalam gas bumi. Namun Rais menekankan bahwa hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah gas itu berasal dari pipa PGN, pipa nonaktif, atau sumber gas alam bawah tanah.

Perkembangan hingga Siang 17 Oktober 2025

Hingga Jumat pagi (17/10), semburan gas di sungai Rungkut dilaporkan belum reda. Tim gabungan terus melakukan penggalian dan pemeriksaan lebih lanjut untuk melacak asal gas tersebut. Menurut laporan KilasJatim, semburan sempat berhenti dua kali namun kemudian kembali aktif pada pagi hari sewaktu pergantian shift petugas.

Radar Surabaya melaporkan bahwa semburan pertama kali terpantau di Sungai Bon Agung, sisi timur Jembatan Yakaya, di jalur antara Rungkut Mapan dan Rungkut Madya. Ketinggian semburan diperkirakan mencapai 50–70 sentimeter dan menimbulkan aroma amoniak dan belerang. Dalam koordinasi bersama, instansi kecamatan, kelurahan, BPBD, Satpol PP, dan PDAM juga dilibatkan dalam pemeriksaan lokasi.

Dalam keterangan yang sama, PGN memastikan bahwa penyaluran gas ke pelanggan di sekitar lokasi tetap aman tanpa gangguan tekanan. Rais mengimbau masyarakat agar tidak terlalu mendekat ke lokasi semburan demi keamanan, terutama menghindari sumber api seperti rokok atau mesin kendaraan panas.

Analisis & Implikasi Sementara

Fenomena munculnya gelembung gas di aliran sungai seperti ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu kemungkinan adalah adanya gas alam (metana) yang muncul dari celah bawah tanah atau endapan organik yang terurai di dalam tanah bawah permukaan air. Faktor aktivitas manusia seperti jaringan pipa bawah tanah nonaktif atau bekas infrastruktur juga bisa menjadi hipotesis yang diperiksa. Rais dari PGN menyebutkan bahwa fenomena semacam ini dapat berasal dari sistem pipa bawah tanah atau sumber alami yang belum terdeteksi.

Pengamatan bahwa semburan sempat berhenti dan kemudian muncul kembali (sebagaimana dilaporkan oleh KilasJatim) menunjukkan bahwa sumbernya mungkin berada pada sistem dinamis — bisa tekanan gas bawah tanah yang naik turun atau sistem aliran internal yang terpengaruh oleh hidrologi sungai dan kondisi tanah.

Karena PGN tidak menemukan indikasi kebocoran pada jaringan pipa aktif mereka, sumber langsung dari jaringan gas utama menjadi kurang mungkin dalam pemeriksaan awal. Namun, pemeriksaan lanjutan pada pipa nonaktif atau saluran utilitas lain tetap penting untuk memastikan tidak ada sambungan tersembunyi atau kerusakan struktural.

Fenomena gelembung gas di Sungai Rungkut Surabaya telah menarik perhatian masyarakat dan instansi terkait sejak Kamis (16/10). Tim gabungan BPBD, PGN, dan instansi teknis telah bergerak cepat untuk menyelidiki, memasang garis larangan, dan melakukan penggalian di sekitar sungai. Pemeriksaan awal tidak menemukan kebocoran pipa PGN, namun gas metana terdeteksi dalam gelembung.

Hingga siang 17 Oktober 2025, semburan gas belum mereda dan masih dalam proses pemeriksaan intensif. Investigasi akan terus dilakukan untuk menentukan sumber pasti — apakah dari jaringan pipa bawah tanah, pipa nonaktif, atau sumber alam.

Ke depan, hasil resmi dari tim gabungan harus diumumkan agar publik bisa memahami penyebab dan dampaknya. Jika kamu mau, saya bisa coba pantau hasil investigasi malam nanti atau konfirmasi dari Pemkot Surabaya.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *