Peringatan 5 Oktober: TNI ke-80 dan Komitmen Memperkuat Pertahanan Serta Persatuan

Sumber : Bingkai.id

Jakarta, Harianmedia — Seiring dengan tibanya tanggal 5 Oktober 2025, Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI). Momentum ini bukan semata memperingati sejarah, tetapi juga menjadi panggung penegasan komitmen TNI untuk terus memperkuat daya pertahanan negara dan menjaga persatuan bangsa.

Sejarah: Mengapa 5 Oktober?

Sejak tahun 1959, 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun TNI melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Walaupun nama resmi Tentara Nasional Indonesia (TNI) baru disahkan 3 Juni 1947, tanggal 5 Oktober dipilih karena bertepatan dengan pembentukan organisasi militer pertama Indonesia, yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.

Dengan demikian, setiap 5 Oktober menjadi simbol pengakuan atas akar perjuangan militer Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan dan kesinambungan pengabdian TNI selama delapan dekade.

Tema Resmi

Dalam peringatan HUT ke-80 ini, Mabes TNI mengusung tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju” sebagai landasan nilai dan visi kegiatan.

Makna dibalik tema ini adalah :

  • Prima — akronim dari Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif. Ini menggambarkan komitmen TNI untuk terus berbenah menghadapi tantangan militer dan nonmiliter di masa depan.
  • TNI Rakyat — menegaskan bahwa organisasi TNI lahir dari rakyat, mengabdi untuk rakyat, dan harus berada di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk kemanunggalan.
  • Indonesia Maju — tujuan akhir dari sinergi antara TNI dan rakyat, yakni membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.

Tema ini menjadi jembatan antara semangat militer dan keseharian masyarakat — bahwa pertahanan negara tak bisa hanya menjadi urusan aparat, melainkan tanggung jawab bersama.

Rangkaian Acara HUT ke-80 TNI

Peringatan HUT ke-80 TNI tak hanya dirayakan pada satu hari saja, melainkan melalui berbagai rangkaian kegiatan yang telah digelar sejak bulan September hingga puncaknya pada 5 Oktober.

Berikut beberapa agenda utama :

TNI Fair & Pesta Rakyat (20–21 September 2025, Monas, Jakarta): di sini masyarakat dapat melihat langsung pameran alat utama sistem senjata (alutsista), pameran militer publik, hiburan, dan even komunitas otomotif.

Bakti Sosial & Kesehatan: di berbagai daerah seperti Surabaya, TNI menggelar pemeriksaan kesehatan gratis, pembagian sembako, dan edukasi pertolongan pertama.

Pameran Alutsista: perusahaan pertahanan seperti PT Pindad menampilkan produk unggulan mereka di booth publik selama perayaan HUT TNI.

Doa Bersama: di sejumlah lokasi, termasuk Masjid Agung Natuna, doa bersama digelar sebagai wujud syukur dan harapan agar TNI terus kuat menjaga bangsa.

Ziarah & Upacara Militer: berbagai satuan militer, seperti TNI Angkatan Laut (AL), melakukan ziarah ke taman makam pahlawan, serta menggelar upacara resmi.

Puncak Seremoni di Monas: Presiden RI akan memimpin upacara peringatan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, lengkap dengan parade pasukan, display alutsista, dan pertunjukan udara.

Semua rangkaian ini dirancang untuk melibatkan masyarakat luas agar mereka dapat merasakan kedekatan dengan institusi TNI.

Komitmen Memperkuat Pertahanan: Anggaran & Modernisasi

Seiring dengan perayaan HUT ke-80, perhatian publik juga tertuju pada anggaran dan kebijakan pertahanan negara. Dalam rapat DPR, diumumkan bahwa anggaran Kementerian Pertahanan (yang mencakup TNI) untuk tahun 2026 telah disetujui senilai Rp 187,1 triliun.

Alokasi tersebut akan difokuskan pada prioritas negara dan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), peningkatan kemampuan personel, dan dukungan riset teknologi pertahanan.

Sebagai bukti nyata modernisasi, pada pameran HUT ke-80, produk-produk terbaru dari PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ikut dipamerkan, termasuk pesawat NC212i, CN235-220, helikopter Bell 412, AS365, Super Puma, serta EC725 Caracal.

Langkah ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya berkomitmen secara simbolis, tetapi juga terpanggil untuk memperbarui kapasitas militernya agar mampu menjawab tantangan masa kini.

Persatuan & Peran Sosial

Tema “TNI Rakyat” mengandung nilai bahwa keberadaan TNI tidak boleh terpisah dari kepentingan rakyat. Dalam berbagai kegiatan HUT ke-80, TNI konsisten menghadirkan pelayanan sosial dan kehadiran secara langsung kepada masyarakat.

Contoh nyata :

Pembagian sembako di Surabaya untuk 409 penerima manfaat, serta edukasi Bantuan Hidup Dasar (BLS) untuk masyarakat umum.

Pameran alutsista yang dibuka untuk masyarakat umum agar publik dapat memahami kapabilitas pertahanan Indonesia dan lebih menghargai upaya pertahanan negara.

Doa bersama dan kegiatan religius di daerah seperti Natuna memperkuat aspek spiritual dan kebersamaan antara prajurit, pemerintah lokal, dan warga.

Dengan demikian, TNI bukan hanya institusi militer yang mempersiapkan diri menghadapi ancaman, tetapi juga agen stabilitas dan pelayanan sosial yang mendekatkan diri kepada rakyat.

Pernyataan Presiden: Transformasi Organisasi & Pemimpin Militer

Pada puncak peringatan HUT ke-80 di Monas, Presiden Prabowo Subianto memberi arahan bahwa TNI harus mendesain ulang organisasi yang sudah usang jika diperlukan, agar lebih relevan dan efektif menghadapi perubahan zaman.

Ia memerintahkan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk terus mengevaluasi struktur organisasi dan mengganti unsur yang tidak lagi relevan.

Arahan ini memperkuat sinyal bahwa peringatan ulang tahun bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum introspeksi dan pembaruan internal.

Peringatan 5 Oktober 2025 sebagai hari ulang tahun ke-80 TNI adalah lebih dari seremonial; ini adalah cerminan dari perjalanan panjang, evaluasi, dan komitmen yang harus terus diperkuat. Tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju” merangkum esensi bahwa institusi militer dan rakyat tidak bisa dipisahkan dalam menjaga kedaulatan dan persatuan.

Melalui pelibatan publik dalam rangkaian kegiatan sosial, pameran alutsista, upacara militer, serta arahan tegas dari Presiden mengenai transformasi organisasi, TNI bergerak dalam wujud konkret untuk menjaga Indonesia tetap kuat dan bersatu.

Semoga di usia 80 tahun, TNI semakin profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif — sekaligus tetap menjadi bagian yang melekat dalam denyut rakyat dan jiwa bangsa menuju Indonesia yang maju.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *