Jember, Harianmedia – Gelombang besar menghantam kawasan wisata Pantai Cemara di Desa Mojomulyo, Kabupaten Jember, pada Senin (25/8/2025) malam. Peristiwa ini membuat puluhan warung warga yang berdiri di bibir pantai mengalami kerusakan parah, sebagian bahkan ambruk rata dengan pasir.

Fenomena ombak tinggi ini langsung menghebohkan masyarakat sekitar. Para pemilik warung yang selama ini menggantungkan hidup dari wisata Pantai Cemara mendadak panik lantaran kios mereka roboh diterjang air laut.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan warga, gelombang besar mulai terasa sejak sore hari. Namun, puncaknya terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Ombak setinggi 3–4 meter menerjang ke arah daratan, merusak bangunan semi permanen yang digunakan warga untuk berdagang makanan, minuman, hingga oleh-oleh khas pantai.

Berdasarkan pantauan, setidaknya lebih dari 25 warung rusak berat, sedangkan 15 lainnya rusak ringan. Sebagian besar bangunan berupa gubuk kayu dan bambu yang memang berdiri hanya beberapa meter dari garis pantai.

“Awalnya masih bisa ditahan, tapi begitu ombak datang berturut-turut, semua roboh. Kami tidak sempat menyelamatkan barang dagangan,” tutur Mustofa (52), pedagang ikan bakar yang warungnya hancur rata.

Kepanikan Warga

Pasca kejadian, warga terlihat berusaha menyelamatkan sisa perabot dan barang dagangan. Kursi plastik, meja kayu, hingga peralatan dapur berserakan terbawa arus. Tidak sedikit warga yang menangis melihat tempat mencari nafkah mereka luluh lantak dalam semalam.

Beberapa anak kecil yang biasa membantu orang tuanya berdagang ikut trauma, terutama setelah menyaksikan air laut menerjang begitu cepat.

“Anak-anak ketakutan, mereka pikir tsunami. Kami semua lari ke jalan utama untuk menyelamatkan diri,” ujar Jumari (47), warga sekitar.

Kerugian Ekonomi

Peristiwa ini diperkirakan menimbulkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Para pedagang kehilangan warung, stok dagangan, hingga peralatan memasak.

Pantai Cemara selama ini menjadi destinasi wisata populer di Jember, terutama pada akhir pekan dan musim liburan. Kehancuran puluhan warung dikhawatirkan membuat aktivitas ekonomi di kawasan ini lumpuh sementara.

“Kalau tidak segera ditangani, bisa-bisa Pantai Cemara kehilangan daya tariknya. Wisatawan pasti enggan datang kalau kondisinya begini,” ungkap Ketua Pokdarwis Pantai Cemara, Abdul Karim.

Respons Pemerintah

Bupati Jember, Hendy Siswanto, langsung menginstruksikan dinas terkait untuk turun tangan. Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan pendataan kerusakan.

“Kami sudah minta BPBD segera membantu warga. Pemerintah akan mencari solusi terbaik agar pedagang bisa kembali beraktivitas.” kata Bupati Hendy dalam keterangan persnya.

Dinas Perikanan dan Kelautan Jember juga tengah melakukan kajian mengenai penyebab ombak besar yang tiba-tiba terjadi di kawasan selatan Jember.

Analisis BMKG

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jember, Ratna Dewi, menyebut bahwa fenomena ini dipicu oleh gelombang pasang tinggi akibat angin kencang dari Samudera Hindia. BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini sejak Minggu lalu.

“Kami sudah mengingatkan adanya potensi gelombang 2,5 hingga 4 meter di pesisir selatan Jawa Timur. Masyarakat diharap lebih waspada, terutama nelayan dan pedagang di kawasan pantai,” ujarnya.

Dampak Terhadap Wisata

Puluhan wisatawan yang sudah terlanjur datang ke Pantai Cemara memilih pulang lebih cepat. Sebagian bahkan mengabadikan momen kerusakan untuk dibagikan ke media sosial, membuat berita ini viral.

Video warung ambruk diterjang ombak kini ramai beredar di TikTok dan Instagram, dengan ribuan komentar warganet yang prihatin. Banyak netizen mendesak pemerintah segera memberikan bantuan nyata.

Upaya Warga Bangkit

Meski dilanda kesedihan, warga berusaha bangkit. Beberapa pedagang terlihat mulai membersihkan puing warung dan menata kembali peralatan yang masih bisa dipakai.

“Kalau kami diam saja, tidak ada pemasukan. Kami harus cepat bangun lagi, walaupun sederhana,” ujar Fatimah (39), pedagang minuman.

Pokdarwis bersama Karang Taruna Desa Mojomulyo juga berinisiatif membuka posko bantuan untuk menggalang donasi dari masyarakat luas.

Sejarah Pantai Cemara

Pantai Cemara dikenal sebagai salah satu ikon wisata Jember dengan keunikan hutan cemara udang yang rindang. Kawasan ini sering dijadikan lokasi camping, hunting foto, hingga wisata keluarga.

Namun, sejak beberapa tahun terakhir, masalah abrasi dan ancaman gelombang besar kerap menjadi keluhan warga. Peristiwa terbaru ini semakin mempertegas pentingnya mitigasi bencana di kawasan wisata pantai.

Seruan Mitigasi dan Solusi

Pengamat lingkungan dari Universitas Jember, Dr. Eko Prasetyo, menilai bencana ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperhatikan tata ruang pantai.

“Bangunan warung terlalu dekat dengan garis pantai. Harus ada zonasi jelas agar wisata tetap berjalan tapi tidak mengorbankan keselamatan warga,” katanya.

Ia juga menyarankan pembangunan breakwater (pemecah gelombang) dan penanaman kembali pohon cemara serta mangrove untuk menahan abrasi.

Dukungan dari Komunitas

Sejumlah komunitas sosial di Jember mulai menggalang bantuan. Dari paket sembako, material bangunan, hingga donasi uang tunai ditawarkan untuk membantu pedagang bangkit.

“Solidaritas masyarakat Jember luar biasa. Harapannya, pemerintah juga segera turun dengan bantuan nyata,” ujar Rian Prakoso, relawan dari Komunitas Jember Peduli.

Kehancuran puluhan warung di Pantai Cemara Jember akibat terjangan ombak besar menjadi duka mendalam bagi warga pesisir. Peristiwa ini bukan hanya soal bangunan yang roboh, tetapi juga mata pencaharian ratusan orang yang bergantung pada pariwisata.

Kini, masyarakat berharap pemerintah bergerak cepat dengan bantuan dan solusi jangka panjang. Sebab, ombak besar di Pantai Cemara bisa datang kapan saja, dan mitigasi bencana harus menjadi prioritas.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *