Tulungagung, Harianmedia — Sebuah longsor terjadi di lajur tol selatan Jawa Timur yakni di kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS) Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, pada Minggu pagi, 26 Oktober 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Hujan lebat yang mengguyur wilayah hampir sepanjang hari diduga menjadi pemicu utama tebing penyangga jalan sepanjang sekitar 70 meter ambrol dan menjatuhkan dua warung yang berdiri di atas tebing itu.
Lokasi dan Kondisi Awal
Longsor terjadi di Desa Rejosari, Kecamatan Kalidawir, tepat di tebing penyangga JLS yang menghadap ke Pantai Sine. Tebing yang ambrol memiliki kedalaman sekitar 50 meter ke jurang di bawahnya. Titik longsor ini berada hanya sekitar 10 meter dari badan jalan utama JLS yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Blitar di sisi selatan.
Menurut keterangan Camat Kalidawir, Rusdiyanto, hujan deras yang mengguyur wilayah itu hampir sepanjang hari Sabtu dan masuk Minggu mengakibatkan kondisi tanah menjadi sangat jenuh air.
Korban dan Kerusakan
Dua warung makan semi-permanen yang menjadi lokasi favorit bagi wisatawan untuk menikmati panorama Pantai Sine terdampak parah. Warung pertama milik Supardi (Warung Angkringan Pak Lepek) dan warung kedua milik Solikin (Warung Angkringan 2 Putra) sama-sama berada di atas tebing tersebut.
Saksi menyebutkan bahwa sejak Sabtu sore (25 Oktober 2025) mulai muncul retak-retak di tanah di belakang warung. Supardi dan istrinya Sunarmi sempat mengevakuasi sebagian barang sebelum ambrol besar pada pagi hari Minggu.
Bahwa kerugian akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai Rp 50 juta, berdasarkan data yang dirilis oleh Polsek Kalidawir dan instansi terkait. Untungnya, insiden ini tidak menyebabkan korban jiwa, karena pengelola warung dan barang-barang berharga sempat diselamatkan saat muncul tanda-tanda keretakan sebelumnya.
Proses Penanganan
Sebagai respons cepat, tim gabungan dari BPBD Kabupaten Tulungagung, Polres Tulungagung, Forkopimcam Kalidawir, serta instansi kehutanan setempat bersama warga setempat langsung memasang terpal di tebing yang longsor dan menjaga area agar tidak ada wisatawan yang mendekat.
Petugas juga memasang pembatas dan garis polisi (police line) di sekitar lokasi untuk mengantisipasi longsor susulan atau potensi bahaya bagi pengguna jalan.
Dinas terkait dan BPBD juga tengah menyiagakan pos pemantauan di titik-titik rawan tanah longsor di Kecamatan Kalidawir, Besuki, dan Campurdarat karena status curah hujan yang masih tinggi.
Faktor Penyebab
Berdasarkan pemantauan lapangan, retakan di tanah yang muncul sejak Sabtu sore menjadi petunjuk adanya gerakan awal tanah. Kondisi jenuh air akibat hujan deras menurunkan kekuatan tebing penyangga sehingga saat pagi hari datang beban tambahan dari warung dan aktivitas di tebing membuat ambrol besar.
Timbunan air dan aliran permukaan saat hujan juga membuat bagian tebing yang miring tidak mendapatkan drainase memadai, meningkatkan risiko longsor di lereng curam pesisir selatan Tulungagung.
Dampak bagi Publik dan Wisata
Kawasan Pantai Sine dan jalur JLS merupakan salah satu jalur dan wisata pantai yang ramai dikunjungi. Longsor tebing di lokasi tersebut berarti bukan hanya kerusakan fisik pada warung, tetapi juga potensi gangguan terhadap aktivitas wisata dan lalu-lintas di JLS. Karena jarak bibir jalan ke tebing yang longsor sangat dekat (sekitar 10 meter), pengendara wajib waspada jika melewati kawasan tersebut.
Para pengelola warung di kawasan itu juga menghadapi kerugian ekonomi akibat rusaknya fasilitas dan turunnya kunjungan wisatawan sementara proses pemulihan berlangsung.
Sebagai langkah jangka pendek, pihak BPBD bersama pemerintahan kecamatan menegaskan perlunya :
- Evakuasi dan penghentian aktivitas di zona tebing yang retak atau rawan longsor hingga dinyatakan aman.
- Pemasangan rambu-peringatan dan rute alternatif bagi pengguna jalan yang melewati JLS di malam atau saat hujan deras.
- Sosialisasi intensif kepada pelaku usaha dan warga di sekitar lereng untuk mengenali tanda-tanda awal longsor seperti retakan, aliran air baru, atau bunyi gemeretak di dalam tanah.
- Penataan tebing dan drainase oleh dinas terkait agar air hujan tidak langsung meresap ke lereng dan melemahkan penyangga tebing.
Untuk jangka panjang, pengelola kawasan wisata dan jalan tol selatan disarankan melakukan pemetaan ulang zona rawan longsor, melakukan pengerjaan stabilisasi lereng dan memperkuat fondasi warung atau bangunan yang berdiri di tebing.
Peristiwa longsor tebing di JLS Pantai Sine Kabupaten Tulungagung pada pagi Minggu 26 Oktober 2025 mengingatkan kembali bahwa tekanan alam berupa hujan deras dan kondisi geologi yang jenuh air dapat dengan cepat menimbulkan keruntuhan tebing — bahkan di kawasan yang jarang mendapat perhatian luas seperti rest area semi-permanen.
Dua warung ambruk ke jurang, kerugian puluhan juta rupiah terjadi, dan proses mitigasi serta pemulihan langsung dijalankan oleh BPBD dan instansi terkait. Kunci utamanya bagi semua pihak adalah aktivitas kewaspadaan, penataan lingkungan yang sistematis, dan kesiapsiagaan tiap warga dan pelaku ekonomi.
Semoga langkah-langkah yang diambil dapat mempercepat pemulihan dan memperkecil risiko kejadian serupa di masa mendatang.

