Harianmedia — Ratusan warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terlibat dalam kericuhan di sebuah kawasan bisnis daring di Kamboja. Peristiwa itu terjadi setelah puluhan WNI mencoba melarikan diri dari tempat mereka bekerja, yang belakangan diketahui merupakan pusat operasi penipuan online. Sejak kejadian tersebut, pemerintah Indonesia melalui KBRI Phnom Penh melakukan langkah cepat untuk mengevakuasi dan memulangkan para WNI yang terdampak.
Hingga siang hari ini, Jumat, 24 Oktober 2025, sebanyak 67 WNI telah dipastikan dipulangkan ke Tanah Air, sementara puluhan lainnya masih menjalani proses pendataan dan pemeriksaan di Kamboja.
Awal Kejadian
Kericuhan berawal pada 17 Oktober 2025, ketika puluhan WNI berupaya keluar dari kompleks perusahaan yang berlokasi di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja. Kawasan tersebut dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas digital yang belakangan disalahgunakan oleh sejumlah pihak untuk menjalankan kegiatan penipuan daring atau online scam.
Informasi mengenai peristiwa itu pertama kali diterima oleh perwakilan Indonesia di Kamboja, yang segera mengirim tim ke lokasi bersama otoritas setempat. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa total 110 WNI berhasil diamankan oleh otoritas imigrasi Kamboja setelah kericuhan tersebut.
Para WNI itu kemudian dipindahkan ke Detensi Imigrasi Preak Pnov di Phnom Penh untuk menjalani proses identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Sebagian besar dari mereka mengaku direkrut melalui tawaran pekerjaan online yang menjanjikan gaji besar dan fasilitas lengkap. Namun sesampainya di Kamboja, mereka dipaksa bekerja dalam sistem yang menipu korban di berbagai negara.
Langkah Pemerintah dan KBRI
Sejak peristiwa itu terjadi, KBRI Phnom Penh terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan pihak berwenang di Kamboja untuk memastikan keselamatan seluruh WNI.
Dalam pernyataan resminya, KBRI menyebutkan bahwa dari 110 WNI yang diamankan, 67 orang telah masuk dalam daftar pemulangan bertahap ke Indonesia pada 22–24 Oktober 2025. Proses pemulangan dilakukan melalui jalur udara dengan pengawasan langsung dari pejabat perwakilan Indonesia.
KBRI juga memastikan bahwa setiap WNI yang dipulangkan akan menerima pemeriksaan kesehatan dan wawancara awal di Indonesia untuk memastikan kondisi mereka. Sementara sisanya yang belum pulang, masih berada di penampungan sementara menunggu verifikasi dokumen dan pemeriksaan oleh otoritas Kamboja.
Kondisi WNI di Penampungan
Para WNI yang masih berada di Preak Pnov Detention Center dilaporkan dalam kondisi baik dan mendapatkan makanan serta perlindungan dasar. Tim dari perwakilan Indonesia secara rutin mendatangi lokasi untuk memberikan bantuan logistik dan konseling.
Beberapa WNI mengaku bahwa mereka awalnya dijanjikan bekerja di bidang teknologi dan administrasi, namun kemudian dipaksa mengoperasikan situs-situs penipuan daring. Mereka juga bekerja dengan jam panjang dan pengawasan ketat, sehingga tidak bisa keluar dari lokasi tempat kerja.
Hingga saat ini, pihak berwenang Kamboja masih menyelidiki pihak-pihak yang merekrut para pekerja asing tersebut. Pemerintah Indonesia melalui perwakilannya menyampaikan komitmen untuk membantu proses hukum apabila terdapat indikasi tindak pidana lintas negara.
Pemulangan Tahap Pertama
Pemulangan tahap pertama berlangsung mulai 22 Oktober dan dijadwalkan selesai pada 24 Oktober 2025. Gelombang pertama terdiri dari puluhan WNI yang telah dinyatakan memenuhi syarat administratif dan imigrasi.
Setibanya di Indonesia, para WNI tersebut akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak terkait. Pemerintah juga menyiapkan proses rehabilitasi sosial dan psikologis bagi mereka yang mengalami tekanan selama berada di luar negeri.
Hingga siang hari ini, proses pemulangan masih berjalan, dan tim dari perwakilan Indonesia terus memastikan agar seluruh WNI yang tersisa dapat kembali dengan aman ke Tanah Air.
Penanganan dan Edukasi Ke Depan
Pemerintah Indonesia menegaskan pentingnya edukasi dan kewaspadaan terhadap tawaran pekerjaan luar negeri yang tidak melalui jalur resmi. Kasus seperti yang terjadi di Kamboja menjadi pengingat bahwa banyak sindikat penipuan daring yang memanfaatkan tenaga kerja asing sebagai operator, tanpa izin kerja dan perlindungan hukum yang jelas.
Selain proses pemulangan, pihak berwenang juga berupaya mengidentifikasi jaringan perekrutan di dalam negeri yang mengirim para WNI tersebut ke Kamboja. Langkah ini dilakukan agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.
Kementerian Luar Negeri juga kembali menekankan bahwa masyarakat harus memeriksa legalitas perusahaan dan izin penempatan sebelum menerima tawaran kerja di luar negeri. Upaya perlindungan WNI di luar negeri akan terus ditingkatkan melalui kerja sama diplomatik dengan negara-negara kawasan.
Situasi Terkini Hingga Siang Ini
Hingga Jumat siang, 24 Oktober 2025, seluruh proses pemulangan tahap pertama telah berjalan lancar. Sebanyak 67 WNI yang sebelumnya berada di Kamboja sudah dalam perjalanan menuju Indonesia.
Sementara itu, sisa WNI lainnya masih menjalani proses pendataan di pusat detensi imigrasi Phnom Penh. Pihak perwakilan Indonesia memastikan komunikasi terus berjalan dengan otoritas Kamboja untuk mempercepat proses kepulangan berikutnya.
Tidak ada laporan tambahan terkait kondisi medis yang serius, dan semua WNI yang dipulangkan dinyatakan dalam keadaan sehat.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, terutama di sektor digital yang rawan disalahgunakan. Pemerintah terus berkomitmen memberikan bantuan bagi seluruh WNI yang menjadi korban penipuan lintas negara.
Dengan langkah pemulangan yang terus berlangsung, diharapkan seluruh WNI yang masih tertahan di Kamboja dapat segera kembali dengan aman ke Tanah Air, sekaligus menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja internasional yang tidak resmi.

