Kuala Lumpur, HarianMedia — Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) setelah menemukan bukti kuat penggunaan dokumen palsu dalam proses naturalisasi tujuh pemain tim nasional Malaysia. Keputusan ini diumumkan oleh Komite Disiplin FIFA pada 6 Oktober 2025 di Zurich, dan dikonfirmasi secara publik melalui laman resmi Inside FIFA pada 7 Oktober 2025 waktu setempat.
Dalam pernyataan resminya, FIFA menyebut bahwa FAM melanggar Pasal 5 dan 8 FIFA Statutes terkait kelayakan pemain yang mewakili negara. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya pemalsuan data domisili dan masa tinggal, yang digunakan untuk mempercepat proses naturalisasi tujuh pemain asing agar memenuhi syarat bermain untuk tim nasional Malaysia.
FIFA Tegas: Ada Pemalsuan Dokumen Resmi
Dalam dokumen keputusan setebal 18 halaman yang diterbitkan di Inside FIFA, Komite Disiplin menegaskan bahwa FAM dinyatakan bersalah karena menurunkan pemain yang tidak memenuhi kriteria kelayakan berdasarkan aturan FIFA.
“The Football Association of Malaysia is found guilty of violating Article 5 and 8 of the FIFA Statutes for fielding ineligible players under falsified residency documents,”
demikian bunyi pernyataan resmi FIFA pada 7 Oktober 2025. Sebagai konsekuensinya, FIFA menjatuhkan tiga bentuk sanksi utama :
- Denda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp6,4 miliar.
- Larangan registrasi pemain naturalisasi baru selama 12 bulan ke depan.
- Skorsing bagi tujuh pemain naturalisasi selama 12 bulan dari seluruh kegiatan sepak bola internasional.
Selain itu, FIFA juga membuka penyelidikan lanjutan terhadap dua agen pemain asing yang diduga menjadi penghubung dalam proses manipulasi data tersebut.
Respons Resmi FAM: Ajukan Banding ke CAS
Menanggapi keputusan itu, Presiden FAM Datuk Hamidin Mohd Amin menggelar konferensi pers di Wisma FAM, Kuala Lumpur, pada 7 Oktober 2025. Ia membenarkan bahwa federasinya telah menerima surat keputusan resmi dari FIFA dan akan mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS) di Lausanne, Swiss.
“Kami menghormati keputusan FIFA. Namun, kami meyakini seluruh proses naturalisasi dilakukan sesuai hukum Malaysia dan peraturan FIFA. Kami akan menyampaikan bukti tambahan dalam proses banding,” ujar Hamidin di hadapan media nasional dan internasional.
Menurut FAM, seluruh pemain naturalisasi tersebut telah memperoleh kewarganegaraan secara sah berdasarkan hukum Malaysia dan diverifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri serta Jabatan Imigresen Malaysia.
Namun, FIFA menilai bahwa dokumen yang diserahkan untuk mendukung keabsahan pemain ternyata tidak sepenuhnya valid dan ada unsur pemalsuan yang dilakukan pihak ketiga tanpa sepengetahuan penuh federasi.
Awal Terungkapnya Kasus
Kasus ini mencuat pertama kali pada Juli 2025, ketika Vietnam Football Federation (VFF) melayangkan laporan resmi kepada FIFA setelah mencurigai keabsahan dua pemain Malaysia dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027 zona ASEAN pada 10 Juni 2025 di Hanoi.
Malaysia kala itu menang 2–1 atas Vietnam. Namun, setelah pertandingan, VFF menemukan bahwa dua pemain yang tampil belum memenuhi syarat lima tahun masa tinggal berkelanjutan di Malaysia sebagaimana diatur dalam FIFA Eligibility Rules.
FIFA kemudian membentuk tim investigasi gabungan yang bekerja selama dua bulan. Hasil penyelidikan menemukan bahwa sejumlah dokumen izin tinggal dan catatan imigrasi telah direkayasa untuk mempercepat proses naturalisasi.
FIFA bahkan bekerja sama dengan Interpol Division Zurich untuk menelusuri asal dokumen. Dari penyelidikan itu terungkap adanya indikasi pemalsuan data oleh agen pemain asing yang terlibat dalam proses administrasi.
Sikap Pemerintah Malaysia dan AFC
Menanggapi sanksi ini, Menteri Belia dan Sukan Malaysia, Hannah Yeoh, menyatakan bahwa pemerintah menghormati keputusan FIFA dan akan mendukung penyelidikan penuh.
“Kami tidak akan mencampuri urusan teknis, tetapi kami ingin memastikan tidak ada pelanggaran hukum nasional. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi semua federasi olahraga di Malaysia,”
kata Hannah Yeoh kepada Bernama News Agency pada 8 Oktober 2025.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Windsor John, menegaskan bahwa AFC mendukung keputusan FIFA dan menunggu hasil banding di CAS.
> “Keputusan FIFA bersifat mengikat secara global. AFC akan mengikuti perkembangan proses banding FAM, namun untuk saat ini sanksi tetap berlaku,” ujarnya kepada Channel News Asia.
Dampak Langsung ke Tim Nasional Malaysia
Sanksi FIFA berimbas langsung ke tim nasional Malaysia (Harimau Malaya). Tujuh pemain yang dijatuhi hukuman merupakan pilar penting dalam skuad utama pelatih Kim Pan-gon.
Meski demikian, Malaysia tidak otomatis gagal tampil di Piala Asia 2027. FIFA menegaskan bahwa sanksi bersifat administratif dan personal, bukan larangan kompetisi. Namun, FIFA dan AFC tengah meninjau ulang hasil laga kualifikasi Malaysia, terutama melawan Vietnam dan Turkmenistan, di mana pemain diskors ikut bermain.
Apabila hasil investigasi membuktikan adanya pelanggaran eligibility, FIFA bisa menganulir kemenangan Malaysia pada pertandingan tersebut, yang bisa berdampak pada posisi klasemen akhir.
> “Kami tetap fokus mempersiapkan tim terbaik tanpa pemain yang terkena sanksi. Ini masa sulit, tapi kami akan bangkit,” ujar pelatih Kim Pan-gon dalam konferensi pers 8 Oktober 2025 di Kuala Lumpur.
Pendapat Pengamat dan Mantan Pemain
Analis sepak bola Asia, Shebby Singh, menyebut keputusan FIFA itu sebagai “peringatan keras bagi negara-negara Asia Tenggara yang aktif melakukan naturalisasi pemain.”
“Naturalisasi tidak salah, tetapi dokumen harus benar. Kesalahan kecil bisa berujung fatal,” tegas Shebby dalam siaran Astro Arena.
Sementara mantan pelatih timnas Indonesia, Indra Sjafri, mengatakan kasus ini harus jadi pelajaran bagi seluruh federasi di kawasan ASEAN.
Langkah Perbaikan dan Audit Internal
Usai keputusan FIFA diumumkan, FAM langsung membentuk tim audit internal untuk menelusuri proses administrasi seluruh pemain naturalisasi sejak 2019.
Sekretaris Jenderal FAM, Stuart Ramalingam, memastikan bahwa audit ini akan dilakukan secara menyeluruh bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
“Kami akan memastikan tidak ada kesalahan prosedur di masa depan. Kejadian ini menjadi peringatan besar bagi federasi,” kata Stuart dikutip Bernama.
Proses Banding di CAS
Pada 8 Oktober 2025, FAM telah secara resmi mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS) di Lausanne. CAS akan meninjau bukti dan argumen FAM dalam waktu maksimal 45 hari.
Jika banding diterima, sanksi terhadap pemain bisa dikurangi. Namun jika ditolak, Malaysia wajib menjalankan seluruh hukuman hingga Oktober 2026.
“Kami akan bekerja sama dengan penasihat hukum internasional untuk memastikan keadilan bagi FAM,” Tambah Hamidin Mohd Amin.
Kondisi Terkini dan Implikasi Regional
Meski diterpa skandal, Malaysia masih menjadi anggota aktif FIFA dan AFC. Tidak ada pembekuan keanggotaan. Namun, citra FAM di mata publik internasional tengah terpuruk.
FIFA juga dikabarkan mulai memantau proses naturalisasi di negara lain di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina, untuk memastikan semua berjalan sesuai regulasi.
Kasus ini menjadi salah satu peristiwa paling mencoreng reputasi sepak bola Malaysia dalam dua dekade terakhir. Namun, keputusan FIFA juga menjadi pengingat keras bahwa integritas administratif dan verifikasi dokumen merupakan hal mutlak dalam sepak bola modern.
Sampai berita ini diterbitkan pada 8 Oktober 2025, Malaysia masih memiliki hak tampil di Piala Asia 2027, namun wajib menjalankan seluruh sanksi FIFA. Proses banding FAM ke CAS akan menentukan apakah sanksi tersebut dapat dikurangi atau tetap dijalankan penuh.