Banjir Bandang Sumatera Selatan Renggut Korban Jiwa dan Rusak Rumah Warga

Sumber : okuselatankab

Ogan Komireng Ulu (OKU), Harianmedia – Sumatera Selatan, diguncang bencana banjir bandang pada Selasa dini hari, 23 September 2025. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, saat sebagian besar warga masih terlelap. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak malam sebelumnya membuat aliran sungai meluap dan menghantam permukiman penduduk.

Air bah datang tiba-tiba dengan arus yang sangat kuat. Warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Dalam hitungan menit, beberapa rumah yang berada di dekat bantaran sungai hanyut terbawa derasnya aliran air. Tidak hanya rumah, fasilitas umum pun ikut terdampak.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi warga OKU. Tercatat tiga orang meninggal dunia, sementara belasan rumah mengalami kerusakan berat. Puluhan keluarga harus mengungsi karena rumah mereka tidak lagi bisa ditempati.

Detik-Detik Terjadinya Banjir Bandang

Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam, 22 September 2025, menjadi pemicu utama banjir bandang ini. Debit air sungai meningkat drastis, dan pada pukul 02.00 WIB tanggul sungai di beberapa titik tidak mampu menahan tekanan air. Akibatnya, air meluap deras ke pemukiman warga.

Warga yang masih tertidur mendadak terbangun karena suara gemuruh air. Sebagian bergegas keluar rumah untuk menyelamatkan diri, namun ada juga yang tidak sempat melarikan diri. Arus air yang begitu deras membuat beberapa rumah roboh, terutama rumah panggung kayu yang berada dekat dengan aliran sungai.

Korban Jiwa dan Kerugian

Dalam peristiwa ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Mereka adalah warga yang tidak sempat menyelamatkan diri ketika air tiba-tiba meluap. Selain korban jiwa, beberapa orang mengalami luka-luka akibat terbawa arus maupun tertimpa reruntuhan bangunan.

Belasan rumah mengalami kerusakan parah. Sebagian besar rumah hanyut terbawa arus, sementara yang lain rata dengan tanah. Puluhan rumah lainnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Warga yang selamat terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti rumah kerabat, balai desa, dan tenda darurat yang didirikan di lokasi evakuasi.

Kerugian material ditaksir mencapai miliaran rupiah. Selain rumah warga, fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan kecil, dan saluran irigasi juga rusak akibat derasnya arus air.

Upaya Evakuasi dan Penyelamatan

Begitu mendapat laporan, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan segera turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Proses pencarian korban sempat terkendala oleh derasnya arus air dan banyaknya material yang terbawa banjir seperti kayu dan lumpur.

Evakuasi dilakukan hingga siang hari. Tiga korban yang meninggal berhasil ditemukan setelah beberapa jam pencarian. Sementara itu, para pengungsi mulai mendapatkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, dan obat-obatan.

Dampak Sosial dan Psikologis

Banjir bandang ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga menyisakan trauma mendalam bagi warga. Banyak anak-anak yang mengalami ketakutan luar biasa saat melihat rumah mereka hancur atau hanyut terbawa arus. Orang tua pun cemas memikirkan masa depan mereka karena kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Kondisi ini membuat pemerintah daerah bersama lembaga kemanusiaan bergerak cepat untuk memberikan dukungan psikososial. Relawan turun ke pengungsian untuk memberikan pendampingan, terutama bagi anak-anak dan lansia.

Penyebab Utama dan Faktor Risiko

Selain curah hujan tinggi, kondisi lingkungan juga berperan besar dalam memperparah banjir bandang di OKU. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab antara lain:

  1. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat pembukaan lahan yang tidak terkendali.
  2. Minimnya vegetasi penahan air, sehingga air hujan langsung mengalir deras ke sungai.
  3. Penyempitan aliran sungai akibat aktivitas manusia di sekitar bantaran.
  4. Intensitas hujan ekstrem yang terjadi dalam waktu singkat.

Kombinasi faktor-faktor ini membuat banjir bandang sulit dihindari.

Respons Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten OKU segera menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang. Posko utama didirikan untuk menyalurkan bantuan dan mengkoordinasikan penanganan. Bupati OKU menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas korban jiwa dan berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada keluarga terdampak.

Bantuan logistik mulai berdatangan, termasuk dari pemerintah provinsi dan pusat. Selain kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian, juga disiapkan bantuan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.

Harapan Warga

Warga berharap bencana ini menjadi perhatian serius pemerintah untuk melakukan langkah pencegahan jangka panjang. Mereka menginginkan adanya normalisasi sungai, pembangunan tanggul yang lebih kokoh, serta penghijauan kembali daerah sekitar aliran sungai.

Masyarakat juga berharap pemerintah bisa membantu membangun kembali rumah mereka yang hancur, agar mereka tidak harus terlalu lama tinggal di pengungsian.

Pentingnya Mitigasi Bencana

Banjir bandang di OKU menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana harus diperkuat. Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan, larangan membuang sampah ke sungai, serta tata ruang yang lebih baik harus dijalankan.

Selain itu, perlu adanya sistem peringatan dini yang lebih efektif, sehingga warga bisa segera menyelamatkan diri saat potensi banjir meningkat. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan bencana serupa bisa diminimalkan di masa depan.

Bencana banjir bandang di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, pada 23 September 2025 meninggalkan duka yang mendalam. Tiga warga meninggal dunia, belasan rumah hancur, dan puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal.

Meski begitu, semangat gotong royong warga, relawan, dan pemerintah menunjukkan bahwa kebersamaan menjadi kunci menghadapi situasi sulit. Harapan terbesar kini adalah pemulihan segera dan langkah nyata agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *