KKN UMD Sukosari UNEJ Tawarkan Alternatif Pengendalian Hama pada Tanaman Tembakau dan Tanaman Cabai melalui Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Light Trap (PENLIGHT)

Penulis : Tim KKN UMD Sukosari

| Editor : Tim Harianmedia

Desa Sukosari merupakan salah satu desa di Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso yang memiliki potensi pertanian. Mayoritas masyarakat Desa Sukosari bermatapencaharian sebagai petani. Bagi petani, tingginya produktivitas hasil pertanian merupakan tujuan utama dalam berusahatani. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas hasil pertanian seperti iklim dan cuaca, kondisi tanah, kondisi air dan hama.

“Jadi permasalahan yang ada di lahan saya itu ada hama kutu daun, kutu kebul, ulat grayak dan busuk akar” ujar Faris selaku salah satu petani tembakau Desa Sukosari. Berdasarkan pernyataan dari Faris (petani tembakau) menjelaskan bahwa terdapat hama kutu daun, kutu kebul dan ulat grayak pada tanaman tembakaunya.

Selama ini sebagian besar dari petani menggunakan pestisida kimia sebagai alternatif pengendalian hama yang secara tidak langsung akan memberikan dampak negatif pada kesuburan tanah di Desa Sukosari. Berdasarkan potensi dan permasalahan pertanian yang ada di Desa Sukosari, Tim KKN UMD Sukosari UNEJ melakukan pelatihan alternatif PENLIGHT (Pestisida Nabati & Light Trap) sebagai alternatif pengendalian hama. Pelatihan PENLIGHT ini dilakukan dengan memanfaatkan daun sirsak yang menjadi salah satu potensi di Desa Sukosari, sedangkan Light Trap dibuat dengan energi panel surya.

Pelatihan PENLIGHT dilakukan di Balai Desa Sukosari yang dihadiri 12 petani dari petani komoditas tembakau dan komoditas cabai (2/8/2025). Pelatihan PENLIGHT dimulai dari pemberian materi terkait bahaya pestisida kimia, kandungan pestisida nabati daun sirsak serta materi terkait light trap. Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi demonstrasi pembuatan pestisida nabati dari daun sirsak.

“Minat, mau mencoba kebetulan di rumah banyak daun sirsak” ujar Pak Atmo selaku audiens dari pelatihan PENLIGHT.

Di lain hal, pelatihan PENLIGHT juga menuai antusias yang baik dari para petani. Menurut Pak Misyono menyatakan, “ayo ke lahan saya dik, bantu lihatlah di lahan saya ada hama apa saja sama mencoba obat ini” ujarnya kepada Tim KKN UMD Sukosari saat melakukan demonstrasi pestisida nabati dari daun sirsak.

Antusias petani juga tinggi saat pelatihan perakitan Light Trap, beberapa petani menyimpulkan bahwa alternatif tersebut memiliki keunggulan terhadap penangkapan hama serangga, namun di sisi lain para petani mengkhawatirkan keamanan light trap yang ada di lahan.

“Wah kalo pakai itu harus buat pondok di sawah dik, takut di ambil orang” ujar Pak Edi selaku salah satu petani cabai. Hal tersebut menandakan bahwa petani cenderung tidak memiliki keinginan dalam penggunaan light trap karena kurangnya keamanan pada lahan mereka, mengingat bahwa lahan para petani biasanya jauh dari pekarangan rumah mereka.

“Mengapa kami menawarkan alternatif PENLIGHT ini kepada petani karena kami ingin para petani tidak hanya menggunakan pestisida kimia dalam pengendalian hamanya. Harapan kami dengan adanya pelatihan PENLIGHT ini dapat membantu petani dalam pengendalian hama dengan cara yang lebih ramah lingkungan” ujar Lissa’addah Febrianti selaku ketua pelaksana dari pelatihan PENLIGHT di Desa Sukosari

“Kalau menurut saya, alternatif ini berdampak positif, selain menghemat biaya pestisida juga ramah lingkungan dan semoga ke petani Sukosari cocoklah” ujar Haris Fauzi selaku perangkat Desa Sukosari dalam acara pelatihan PENLIGHT.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *