Jember, Harianmedia – Perbaikan Jalur Gumitir terus dikebut siang dan malam. Hingga akhir Agustus, progres pengerjaan mencapai 56 persen. Pemerintah menargetkan jalur penghubung vital antara Jember–Banyuwangi ini dapat dibuka kembali pada awal September 2025.
Pemasangan bronjong dan capping beam di titik rawan longsor Tikungan Khokap menjadi prioritas utama. Sejumlah alat berat telah dikerahkan untuk memperkuat struktur jalan setelah longsor yang menutup sebagian badan jalan beberapa bulan lalu.
Pekerjaan Dikebut 24 Jam
Pihak kontraktor mengungkapkan, pekerjaan dilakukan secara intensif, termasuk pada malam hari. Hal ini demi memastikan target penyelesaian tepat waktu. Dengan kondisi geografis yang rawan longsor, metode bored pile sedalam 12–17 meter dipilih agar tanah lebih stabil.
Selain itu, bronjong atau kawat baja berisi batu juga dipasang di sisi jalan untuk menahan tebing. Metode ini dipilih karena efektif mencegah longsor susulan di jalur dengan kontur tanah labil. Tahap berikutnya adalah pemasangan capping beam, struktur beton yang mengikat pondasi agar lebih kokoh.
“Pengerjaan terus kami kebut. Harapannya awal September sudah bisa dibuka untuk kendaraan, meski pengerjaan lanjutan tetap berproses,” kata salah satu pengawas proyek.
Dampak Ekonomi Warga
Penutupan Jalur Gumitir selama perbaikan berdampak signifikan pada warga sekitar. Sebagian pedagang mengaku sepi pembeli karena arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif. Namun, ada pula yang merasakan keuntungan dari meningkatnya lalu lintas di jalur pengganti.
“Biasanya ramai kalau jalur Gumitir sudah dibuka. Jadi kami sangat berharap segera selesai,” ujar Siti, pedagang warung di kawasan Arjasa.
bagi sektor ekonomi lokal. Pedagang kecil di sekitar Arjasa hingga Kalibaru mengaku sepi pembeli karena kendaraan dialihkan ke jalur lain.
Siti, pedagang warung di kawasan Arjasa, menuturkan, “Biasanya ramai oleh sopir truk atau penumpang bus yang berhenti makan. Tapi sejak jalur ditutup, pembeli turun drastis. Kami sangat menunggu jalur ini dibuka lagi.”
Selain itu, sektor pariwisata Banyuwangi ikut terkena dampak. Banyak wisatawan dari arah Jember enggan berkunjung karena jalur memutar. Hotel, penginapan, hingga usaha transportasi ikut merasakan penurunan omzet.
Target Rampung September
Kementerian PUPR menyatakan pengerjaan Jalur Gumitir ditargetkan selesai seluruhnya pada 24 September 2025. Meski begitu, pembukaan sementara jalur sudah bisa dilakukan awal bulan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Dengan progres 56 persen, harapan besar datang dari masyarakat Jember dan Banyuwangi. Jalur ini merupakan nadi utama distribusi barang, pariwisata, serta mobilitas harian warga di wilayah tapal kuda Jawa Timur.
Pentingnya Jalur Gumitir bagi Warga Tapal Kuda
Jalur Gumitir bukan sekadar jalan biasa. Jalur ini adalah urat nadi transportasi darat di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur. Menghubungkan Kabupaten Jember dengan Banyuwangi, jalur tersebut setiap hari dilalui ribuan kendaraan, baik angkutan logistik, bus antar kota, hingga wisatawan yang hendak menuju Kawah Ijen atau pelabuhan Ketapang.
Sejak jalur ditutup akibat longsor beberapa bulan lalu, masyarakat harus menggunakan jalur alternatif yang memakan waktu lebih lama. Truk logistik pun terpaksa menempuh perjalanan hingga dua kali lipat, menyebabkan biaya distribusi meningkat. Tidak sedikit warga dan pengusaha mengeluhkan kerugian akibat lumpuhnya jalur vital tersebut.
Alternatif Jalur Selama Penutupan
Selama Jalur Gumitir ditutup, pemerintah mengarahkan kendaraan untuk menggunakan jalur alternatif melalui Jalur Lintas Selatan (JLS) atau jalur lewat Bondowoso. Namun, pilihan ini tidak sepenuhnya efektif. Jarak tempuh yang lebih jauh serta kondisi jalan yang sempit membuat pengendara mengeluhkan waktu perjalanan yang lama.
Beberapa sopir truk bahkan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bahan bakar, sementara operator bus harus menyesuaikan jadwal perjalanan agar tidak terlambat. Situasi ini semakin menegaskan betapa vitalnya Jalur Gumitir bagi mobilitas masyarakat dan distribusi barang.
Harapan Warga dan Sopir
Masyarakat Jember dan Banyuwangi menyambut baik kabar dibukanya kembali jalur ini. Para sopir truk berharap perjalanan kembali normal tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Kalau lewat jalur alternatif, waktu bisa molor dua jam. Biaya solar juga tambah. Semoga Jalur Gumitir cepat dibuka supaya lancar lagi,” kata Joko, sopir truk pengangkut sembako asal Banyuwangi.
Hal senada diungkapkan pengusaha pariwisata. Mereka berharap pembukaan jalur ini bisa kembali menggairahkan kunjungan wisatawan, terutama menuju Banyuwangi yang dikenal sebagai destinasi kelas dunia.
Antisipasi Longsor ke Depan
Selain memperbaiki jalur yang longsor, pemerintah juga menyiapkan langkah antisipasi jangka panjang. Beberapa titik rawan longsor di sepanjang Jalur Gumitir akan dipantau menggunakan sensor. Sistem peringatan dini (early warning system) diharapkan dapat memberi sinyal kepada pengendara jika terjadi pergeseran tanah.
“Selain memperkuat konstruksi, kami juga memasang alat monitoring. Tujuannya agar kejadian longsor besar bisa diantisipasi lebih cepat,” ujar perwakilan BBPJN.
Warga Banyuwangi Dapat Akses Jalan Baru
Seiring dengan pembangunan dan perbaikan Jalur Gumitir, pemerintah daerah Banyuwangi juga mendorong percepatan proyek Jalur Lintas Selatan (JLS). Jika proyek ini rampung, warga Desa Kandangan dan Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, akan mendapat akses langsung menuju Jember tanpa harus memutar ke Jajag.
Hal ini akan mempersingkat waktu tempuh sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menyebut jalur baru itu menjadi solusi permanen untuk mengurangi ketergantungan penuh pada Jalur Gumitir.
Perbaikan Jalur Gumitir adalah pekerjaan besar yang menyangkut hajat hidup banyak orang. Jalur ini bukan sekadar jalan penghubung, melainkan urat nadi perekonomian, pariwisata, dan mobilitas di kawasan Tapal Kuda.
Dengan progres yang kini mencapai 56 persen, masyarakat Jember dan Banyuwangi menaruh harapan besar agar jalur ini segera dibuka kembali pada awal September 2025. Pemerintah pun berkomitmen menuntaskan pengerjaan hingga akhir bulan agar jalur benar-benar aman dari potensi longsor.
Harapan warga sederhana: Jalur Gumitir kembali aman, lancar, dan bisa menopang kehidupan ekonomi masyarakat di dua kabupaten sekaligus.