Harianmedia.com – Perairan Selat Bali kembali menjadi saksi bisu tragedi transportasi laut. Pada Rabu malam, 2 Juli 2025, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat menyeberang dari Ketapang (Banyuwangi) menuju Gilimanuk (Bali). Kapal yang membawa 65 orang, terdiri dari penumpang dan kru, dilaporkan karam dalam waktu kurang dari 30 menit setelah mengirimkan panggilan darurat. Kejadian ini mengguncang warga Banyuwangi dan memicu respons besar dari tim SAR gabungan.
Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Detik-Detik Terakhir Sebelum Tenggelam
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB. Sekitar pukul 23.20 WIB, kapal mengirim sinyal distress (panggilan darurat) karena mengalami kebocoran di ruang mesin. Kurang dari 20 menit kemudian, kapal dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali, tidak jauh dari titik tengah antara Banyuwangi dan Gilimanuk.
Upaya Evakuasi Awal
Beberapa penumpang sempat menaiki sekoci, sementara yang lain terombang-ambing di laut. Tim penyelamat dari KSOP, Basarnas, dan TNI AL langsung bergerak cepat malam itu juga.
Jumlah Penumpang dan Kendaraan di Dalam Kapal
Data Resmi dari Manifest
Kapal membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru. Selain itu, kapal juga memuat 22 kendaraan, termasuk truk logistik dan mobil pribadi.
Korban Ditemukan dan Hilang
Hingga 3 Juli 2025 pagi, 20 orang ditemukan selamat, 2 ditemukan meninggal dunia, dan 43 masih dalam pencarian. Proses identifikasi masih terus berjalan.
Penyebab Tenggelamnya Kapal
Dugaan Kebocoran di Ruang Mesin
Laporan awal menunjukkan kebocoran di ruang mesin menjadi penyebab utama kapal kehilangan daya dan akhirnya terbalik.
Kondisi Cuaca dan Ombak Tinggi
Saat kejadian, cuaca di Selat Bali dilaporkan buruk, dengan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Faktor ini sangat mempersulit upaya penyelamatan malam itu.
Tindakan Pemerintah dan Tim SAR
Operasi Gabungan Pencarian Korban
Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polairud, TNI AL, dan KPLP menggunakan kapal cepat dan drone laut untuk mencari korban yang belum ditemukan.
Evaluasi Prosedur Keamanan Laut
Kementerian Perhubungan mulai melakukan audit menyeluruh terhadap kelayakan kapal feri dan SOP keselamatan penyeberangan.
Dampak dan Suasana di Banyuwangi
Kesedihan Keluarga Korban
Puluhan keluarga korban masih berkumpul di Pelabuhan Ketapang, menanti kabar dengan penuh harap. Suasana duka menyelimuti seluruh wilayah Banyuwangi.
Dukungan dan Doa Masyarakat
Tagar #PrayForKMP menjadi tren di media sosial. Warga Indonesia dari berbagai daerah turut menyuarakan solidaritas dan harapan agar para korban segera ditemukan.
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya menjadi pengingat keras akan pentingnya keselamatan dan kesiapan darurat di jalur penyeberangan laut. Pemerintah diharapkan segera melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan tidak ada lagi kelalaian dalam sistem transportasi air. Bagi keluarga korban, doa dan harapan terbaik terus mengalir dari seluruh penjuru negeri. Semoga yang hilang segera ditemukan dan tragedi ini membawa pelajaran besar bagi kita semua.
(Harianmedia.com/ Siregar)