Harianmedia.com – Dengan penuh hormat kami sajikan informasi terkini mengenai situasi BBM di wilayah Jember yang sedang menghadapi kondisi krisis. Penutupan jalur Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi mulai berdampak serius terhadap aktivitas masyarakat. Tidak hanya kendaraan roda empat yang tidak dapat melintas, namun pasokan BBM di hampir semua SPBU yang ada di Jember menjadi tersendat. Tidak sedikit warga yang emosi lantaran harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan jatah BBM ini. Bahkan, di media sosial banjir beragam spekulasi yang mempertanyakan dimanakah gerangan peran dari PT Pertamina. Antrean mengular di seluruh SPBU yang ada di Jember itu membuat pihak dari PT Pertamina akhirnya angkat bicara. Pihak Pertamina mengaku telah mengupayakan sejumlah hal. Mereka juga menyebut pasokan BBM dalam kondisi aman, hanya terkendala teknis pada proses pengiriman.
Dampak Penutupan Jalur Gumitir Mulai Terasa
Distribusi BBM ke Jember Terhenti Sementara
Jalur utama yang menjadi penghubung utama antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi, yakni Jalur Gumitir, resmi ditutup total sejak 24 Juli 2025. Penutupan ini dilakukan karena adanya proyek perbaikan jalan dan penguatan lereng yang dinilai membahayakan keselamatan pengendara.
Seiring dengan penutupan tersebut, distribusi bahan bakar minyak dari Depo Ketapang di Banyuwangi ke SPBU-SPBU di Jember menjadi terganggu. Kendaraan pengangkut BBM tidak bisa melintasi jalur ini, sehingga pengiriman harus memutar lebih jauh melalui rute lain seperti Lumajang atau Probolinggo. Akibatnya, pengiriman mengalami keterlambatan yang signifikan.
Antrean Panjang dan Kepanikan Warga
Keterlambatan pasokan ini membuat stok BBM, khususnya jenis Pertalite dan Solar, cepat habis di banyak SPBU. Masyarakat Jember pun berbondong-bondong datang ke stasiun pengisian, mengantre selama berjam-jam. Beberapa bahkan terlibat adu mulut akibat stres karena antrean tak kunjung bergerak. Tak jarang, warga nekat mengisi dengan BBM jenis lain yang lebih mahal seperti Pertamax Turbo karena tidak ada pilihan lain.
Respon Pertamina dan Pemerintah Daerah
Pertamina Klarifikasi Isu Stok Habis
Menanggapi kabar yang beredar mengenai kelangkaan BBM, pihak PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jatim-Bali-Nusa Tenggara segera memberikan klarifikasi. Mereka menekan bahwa stok BBM secara nasional maupun regional masih dalam kondisi aman. Namun, pengiriman ke Jember memang mengalami gangguan akibat akses transportasi yang terganggu.
Menurut pernyataan resmi, Pertamina telah mengalihkan rute pengiriman melalui jalur lain, termasuk dari Surabaya dan Malang. Mereka juga meningkatkan frekuensi pengiriman meski jarak tempuh lebih jauh.
Koordinasi Intensif Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Jember pun tidak tinggal diam. Bupati Jember, Muhammad Fawait, langsung menghubungi pihak Pertamina serta Dinas ESDM untuk memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat. Ia menyampaikan bahwa distribusi memang terganggu, namun akan segera pulih dalam waktu maksimal 48 jam.
Langkah cepat dari pemerintah ini diapresiasi warga, meskipun belum sepenuhnya menyelesaikan kepanikan di masyarakat.
Alternatif Sementara: Gunakan BBM Non-Susbidi
Masyarakat Diimbau Tidak Panik
Pemerintah dan Pertamina mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan panic buying. Bagi yang benar-benar membutuhkan, disarankan untuk sementara menggunakan BBM non-subsidi seperti Pertamax, meskipun harganya lebih tinggi.
Langkah ini setidaknya dapat mencegah antrean mengular dan mempercepat rotasi kendaraan di SPBU.
Pertamax dan Pertamax Turbo Masih Tersedia
Dari pantauan lapangan, beberapa SPBU di kota Jember masih memiliki stok Pertamax dan Pertamax Turbo. Konsumen yang mampu membeli jenis BBM ini diharapkan dapat menggunakan sementara waktu hingga pasokan Pertalite normal kembali.
Jalur Alternatif Masih Kurang Efisien
Rute via Probolinggo Tidak Ideal
Meski ada jalur alternatif via Probolinggo dan Lumajang, rute tersebut membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama dan volume kendaraan pun meningkat drastis. Hal ini membuat proses distribusi BBM membutuhkan waktu dua kali lipat lebih lama dibandingkan saat Jalur Gumitir masih dibuka.
Pengalihan Logistik Masih Dalam Evaluasi
Pemerintah pusat dan daerah kini tengah mengkaji kemungkinan pembukaan jalur darurat atau percepatan pengerjaan proyek jalan agar distribusi logistik, termasuk BBM, bisa kembali normal.
Harapan ke Depan
Krisis BBM di Jember menjadi bukti bahwa ketergantungan terhadap satu jalur utama sangat berisiko. Penutupan Jalur Gumitir memicu efek domino yang luas, mulai dari kelangkaan BBM, , hingga keresahan sosial.
Namun, langkah cepat dari pemerintah dan Pertamina menjadi harapan bahwa kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Masyarakat diminta tetap tenang, bijak menggunakan BBM, dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya.
Jika seluruh pihak bisa saling bekerja sama, krisis ini dapat segera teratasi dan distribusi energi bisa kembali normal seperti sedia kala.
(Harianmedia.com/ Siregar)
Baca juga :
Gumitir Ditutup Total 2 Bulan, Ini Jalur Alternatifnya!