Harianmedia.com_-_asap gunung lewotobi.

Harianmedia.com – Pada tanggal 17 Juni 2025, letusan Gunung Lewotobi yang terletak di Flores, Nusa Tenggara Timur, mengeluarkan abu vulkanik yang menutupi sebagian besar wilayah Kota Ende. Fenomena ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan warga, terutama terkait dampak kesehatan dari abu vulkanik yang bisa mengganggu pernapasan dan menyebabkan iritasi pada mata. Warga diminta untuk berhati-hati dan menggunakan masker sebagai langkah perlindungan.

Letusan Gunung Lewotobi Sebabkan Debu Vulkanik Menutupi Kota Ende

Letusan Gunung Lewotobi pada tanggal 17 Juni 2025 mengeluarkan sejumlah besar abu vulkanik yang tersebar di udara, menghujani kota Ende dengan debu. Sejumlah warga melaporkan bahwa abu vulkanik menutupi kendaraan yang terparkir, atap rumah, dan tanaman di halaman. Bahkan, jalan-jalan utama kota terlihat dipenuhi debu yang cukup tebal. Ini menjadi perhatian besar karena potensi dampak buruk bagi kesehatan warga, terutama dalam hal pernapasan dan iritasi mata.

Abu Vulkanik yang Menutupi Kendaraan dan Rumah Warga

Di beberapa wilayah Kota Ende, termasuk Jalan Durian dan Wilibrodus, abu vulkanik menutupi kendaraan yang terparkir di luar ruangan. Warga yang melaporkan kejadian ini melalui media sosial mengungkapkan bahwa mereka khawatir akan bahaya kesehatan dari debu vulkanik tersebut.

Bahaya Debu Vulkanik Bagi Kesehatan Warga

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI memberikan peringatan tentang bahaya paparan debu vulkanik. Abu vulkanik yang terhirup bisa menyebabkan gangguan pernapasan serius, iritasi pada mata, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi warga Ende untuk memahami dampak yang dapat ditimbulkan oleh debu vulkanik dan mengambil langkah-langkah perlindungan yang tepat.

1. Iritasi Hidung dan Pilek

Salah satu dampak yang paling umum dari paparan debu vulkanik adalah iritasi pada hidung. Partikel halus yang terkandung dalam abu vulkanik dapat memicu gejala pilek atau bahkan gangguan pernapasan ringan. Meskipun gejala ini sering bersifat sementara, penting untuk segera menjaga kebersihan tubuh setelah terpapar debu vulkanik.

2. Iritasi Tenggorokan dan Batuk Kering

Abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, memicu batuk kering yang kadang-kadang sulit dihentikan. Ini merupakan gejala yang sering muncul pada mereka yang menghirup debu vulkanik dalam jumlah besar. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari.

3. Efek Pada Penderita Penyakit Pernapasan

Bagi warga yang memiliki riwayat penyakit pernapasan, seperti asma atau bronkitis, abu vulkanik bisa memperburuk kondisi mereka. Meningkatnya sesak napas, mengi, dan batuk menjadi lebih parah jika terpapar debu vulkanik. Penderita penyakit paru-paru harus sangat berhati-hati dan segera menggunakan masker atau obat pereda gejala.

4. Bronkitis Akut Akibat Paparan Abu Vulkanik

Pada orang yang sehat, paparan abu vulkanik dalam jangka panjang dapat menyebabkan bronkitis akut. Gejala yang muncul termasuk batuk, produksi dahak berlebih, dan sesak napas. Jika gejala ini terjadi, penting untuk mendapatkan perawatan medis segera.

Cara Melindungi Diri dari Paparan Debu Vulkanik

Warga Ende diminta untuk segera mengambil langkah perlindungan guna menghindari dampak buruk debu vulkanik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko paparan debu vulkanik:

1. Gunakan Masker N95 atau Masker Medis

Penggunaan masker adalah cara paling efektif untuk menghindari paparan debu vulkanik. Masker N95 atau masker medis dapat melindungi saluran pernapasan dari partikel halus yang terkandung dalam abu vulkanik. Masker ini mampu menyaring hampir semua partikel berbahaya.

2. Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Jika tidak ada keperluan mendesak, disarankan untuk tetap berada di dalam rumah. Hal ini bertujuan untuk menghindari terpapar debu vulkanik dalam waktu lama. Bagi mereka yang harus keluar rumah, pastikan masker dipakai dan wajah tertutup rapat.

3. Cuci Tangan dan Muka Setelah Beraktivitas di Luar

Setelah keluar rumah, pastikan untuk segera mencuci tangan dan wajah dengan sabun untuk menghilangkan debu vulkanik yang menempel pada tubuh. Jika ada debu yang masuk ke mata, segera bilas dengan air bersih.

4. Periksa Kesehatan Secara Rutin

Jika Anda merasa gejala pernapasan atau iritasi pada mata setelah terpapar debu vulkanik, segera periksakan diri ke dokter. Hal ini penting untuk mencegah kondisi semakin buruk, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan.

5. Jaga Kebersihan Rumah dan Kendaraan

Debu vulkanik juga dapat menutupi kendaraan dan bagian luar rumah. Pastikan untuk membersihkan kendaraan dengan cairan pembersih yang sesuai dan menjaga kebersihan rumah agar debu vulkanik tidak menumpuk.

Pentingnya Koordinasi dengan Pihak Berwenang

Pemerintah setempat melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terus memantau kondisi Gunung Lewotobi dan memberikan informasi kepada masyarakat. Pihak berwenang akan terus mengupdate informasi mengenai aktivitas vulkanik dan memberi arahan lebih lanjut jika diperlukan.

Selain itu, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) juga terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi secara intensif untuk memberikan peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang lebih signifikan.

Langkah Perlindungan dari Debu Vulkanik Lewotobi

Letusan Gunung Lewotobi pada 17 Juni 2025 membawa dampak signifikan bagi Kota Ende, dengan menyebarnya abu vulkanik yang menutupi permukaan kota. Warga diminta untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk menghindari dampak kesehatan akibat paparan debu vulkanik. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang adalah langkah penting untuk mengurangi risiko efek buruk debu vulkanik.

(Harianmedia.com/ Siregar)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *