Brentford vs Manchester United 4 Mei 2025: Kekalahan Dramatis Setan Merah di Gtech Community Stadium

Harianmedia.com – Laga Liga Inggris antara Brentford dan Manchester United pada 4 Mei 2025 menjadi salah satu pertandingan paling dramatis di pekan ke-36 Premier League musim 2024/2025. Tuan rumah Brentford secara mengejutkan mampu mengalahkan tim tamu Manchester United dengan skor tipis 4-3 dalam pertandingan yang penuh dengan aksi, kontroversi, dan dinamika taktik menarik.

Pertandingan yang digelar di Gtech Community Stadium ini memperlihatkan dua wajah berbeda dari Manchester United: satu sisi menampilkan potensi generasi muda mereka, sementara sisi lain memperlihatkan betapa rentannya lini belakang mereka menghadapi tekanan dan bola mati.

Latar Belakang Pertandingan

Menjelang laga ini, kedua tim datang dengan motivasi yang berbeda. Brentford masih memiliki peluang tipis untuk merangsek ke zona kompetisi Eropa jika bisa menyapu bersih sisa laga. Manchester United, di sisi lain, berada dalam tekanan besar menyusul hasil buruk sepanjang bulan April, termasuk tersingkir dari Piala FA dan performa tak stabil di liga domestik.

Pelatih baru MU, Ruben Amorim, memilih untuk melakukan rotasi besar-besaran menjelang laga semifinal Liga Europa tengah pekan nanti. Keputusan ini membuat United menurunkan skuad termuda mereka dalam sejarah Premier League, dengan rata-rata usia pemain hanya 22 tahun 270 hari.

Keputusan tersebut menuai pujian sekaligus kritik: di satu sisi, memberikan menit bermain bagi pemain muda penting untuk masa depan klub, tetapi di sisi lain, dinilai terlalu berisiko dalam situasi krusial di liga.

Babak Pertama: Kejutan dan Balasan

Sejak peluit awal, Brentford tampil agresif dan menekan lini belakang muda United. Namun, justru tim tamu yang membuka keunggulan terlebih dahulu. Pada menit ke-14, Mason Mount berhasil mencetak gol melalui sepakan terarah setelah menerima umpan manis dari Garnacho.

Keunggulan MU hanya bertahan selama 13 menit. Pada menit ke-27, Luke Shaw yang tampil sebagai bek tengah membuat blunder fatal dengan mencetak gol bunuh diri saat mencoba menghalau umpan silang Bryan Mbeumo. Bola mengenai kakinya dan meluncur ke gawang sendiri, mengecoh Altay Bayındır.

Tak lama kemudian, Brentford membalikkan keadaan. Kevin Schade, yang bermain impresif sepanjang musim, mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti pada menit ke-38. Bola meluncur deras ke sudut kiri atas gawang, membuat skor menjadi 2-1 untuk tuan rumah.

MU mencoba membalas lewat tendangan bebas Mount dan upaya individu Garnacho, namun tidak berhasil mengubah kedudukan hingga turun minum.

Babak Kedua: Hujan Gol dan Kekacauan Taktik

Babak kedua dimulai dengan tempo yang lebih tinggi. Brentford memanfaatkan momentum dan langsung menekan sejak awal. Pada menit ke-51, Mikkel Damsgaard yang baru masuk sebagai pemain pengganti, memperbesar keunggulan menjadi 3-1 melalui sundulan tajam hasil umpan silang Roerslev dari sisi kanan.

MU terlihat kehilangan arah. Minimnya pengalaman di lini belakang membuat komunikasi antar pemain kerap gagal. Ruben Amorim mencoba merespons dengan memasukkan beberapa pemain senior seperti Bruno Fernandes dan Kobbie Mainoo.

Upaya itu membuahkan hasil di menit ke-68, ketika Alejandro Garnacho mencetak gol indah setelah melewati dua pemain bertahan dan melepaskan tembakan melengkung ke tiang jauh. Skor berubah menjadi 3-2.

Namun, kegembiraan MU tak berlangsung lama. Enam menit berselang, Yoane Wissa menghukum kelengahan lini belakang MU melalui skema sepak pojok. Bola pantul jatuh di kaki Wissa yang tanpa ampun menghujamkan bola ke gawang. 4-2 untuk Brentford.

Manchester United kembali mencoba bangkit. Kali ini giliran Amad Diallo yang mencetak gol menit ke-84 setelah melakukan kerja sama satu-dua dengan Bruno Fernandes di kotak penalti. Diallo mencetak gol ketiganya di Premier League musim ini.

Di sisa waktu yang ada, MU terus menekan, namun Flekken tampil solid di bawah mistar. Beberapa peluang emas dari McNeill dan Garnacho gagal membuahkan hasil, dan skor akhir 4-3 bertahan hingga peluit panjang.

Analisis Taktik

Ruben Amorim datang dengan filosofi menyerang dan penguasaan bola. Namun, kekurangan pengalaman di lini belakang membuat skema pressing dan build-up mereka rentan dimanfaatkan lawan.

Brentford bermain pragmatis dengan pressing zonal dan transisi cepat. Serangan mereka banyak diarahkan ke sisi kiri pertahanan MU yang diisi pemain debutan. Bola mati juga menjadi senjata utama Brentford dalam laga ini.

Thomas Frank menginstruksikan pemainnya untuk tidak memberikan ruang kepada Garnacho dan Diallo, tapi harus mengubah pendekatan setelah Mount dan Garnacho berhasil membongkar pertahanan mereka.

Dampak Bagi Klasemen

Dengan kemenangan ini, Brentford naik ke posisi 9 klasemen dengan 52 poin, menjaga asa lolos ke Liga Konferensi Eropa. Manchester United terpaku di posisi 15 dengan 39 poin, hanya selisih lima angka dari zona degradasi, dan masih harus menghadapi dua laga sulit ke depan.

Reaksi Media dan Fans

Media Inggris memuji keberanian Amorim menurunkan pemain muda, tapi juga menyoroti kurangnya kedalaman skuad MU. The Guardian menulis: “Generasi baru MU menjanjikan, tapi belum siap menghadapi tekanan Premier League sepenuhnya.”

Fans MU terbagi dua: sebagian menghargai filosofi jangka panjang Amorim, namun banyak pula yang menuntut hasil instan karena khawatir posisi klasemen.

Pertandingan ini memberikan pelajaran penting bagi Manchester United: regenerasi penting, tetapi pengalaman tetap tak tergantikan dalam laga penuh tekanan. Untuk Brentford, kemenangan ini menjadi bukti bahwa mereka telah berkembang menjadi tim yang tak hanya bisa bertahan di Premier League, tapi juga bersaing.

Dengan dua pertandingan tersisa, musim belum selesai. Namun, pertandingan ini akan dikenang sebagai salah satu laga paling menghibur dan penuh drama di akhir musim 2024/2025.

( Harianmedia.com/ Siregar )

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *